BONEKU.COM–MAKASSAR–Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) lima Kepala Daerah penunjukan badan usaha milik daerah (BUMD) penerima Participating interest (PI) 10 persen

Kegiatan yang digelar oleh Komite Ekonomi Sulawesi Selatan (KESS) dinakhodai Dr. H. Tanri Abeng bertajuk Forum Diskusi Antar Pemerintah Daerah, Pengusaha Dan BUMD Se Sulawesi Selatan Tahun 2024 dilaksanakan di Four points by sheraton Makassar Rabu 10 Januari 2024.

Ada lima daerah penerima Participating interest (PI) 10 persen dan lembaga kajian independen sebagai pelaksana kajian pelamparan cadangan reservoir migas blok sengkang. diantaranya, Kabupaten Wajo, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang serta Kabupaten Bone.

Baca Juga:  Sat Lantas Polres Bone Sosialisasi Larangan Penggunaan Knalpot Brong

Participating interest (PI) merupakan keikutsertaan badan usaha termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan bentuk usaha tetap dalam pengelolaan hulu migas melalui pengalihan Participating Interest (PI).

Ketua panitia pelaksana dr. HM. Ichsan Mustari mengatakan, tema yang di usung pada kegiatan ini iyalah, “Arah pembangunan ekonomi biru Sulawesi Selatan yang mandiri, maju dan berkelanjutan 2045”.

“Kegiatan forum diskusi dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan sumber daya yang di miliki Sulawesi Selatan menuju Sul-Sel, baru mandiri, maju dan berkelanjutan” bebernya.

Pj. Gubernur Sul-Sel, mengatakan, tidak ada satupun provinsi yang memiliki komite ekonomi. bukan hanya itu, ketua komite ekonominya class internasional. beliau merupakan Konseptor Yang membentuk BUMN sekaligus menjadi menterinya.

Baca Juga:  1 Unit Rumah di Sibulue Tertimpa Pohon Tumbang

“beliau juga seorang ilmuwan dan praktisi ekonomi. banyak Ceo BUMN yang hebat hari ini merupakan didikan beliau”.

“Maka dari itu, saatnya bapak Tanri Abeng kami daulat untuk membangun kampung halamannya Sulawesi Selatan” ungkap Bahtiar Baharuddin.

Pj Gubernur juga menjelaskan tentang sejarah Sul-Sel, masa lampau sebagai pintu dagang dunia.

“Dalam sejarahnya Sulawesi Selatan bukan hanya sekedar pintu timur. ratusan tahun lalu daerah ini adalah pintu perdagangan dunia. Pusat dagang dunia. Para saudagar singgah di makassar untuk berdagang.
Makassar ini sudah terkenal dari zaman dulu. namun demikian, saat ini daerah ini mengalami kemunduran akibat daya dukung alam. Daya dukung alam bukan hanya melemah tetapi dititik terendah”.

Baca Juga:  Polisi Amankan 2 Terduga Pelaku Pembakaran Rumah di Ajangale

“Untuk mengembalikan Daya dukung alam, kami menggagas tanaman jangka panjang yang bisa mengikat bukit-bukit dan batu seperti ekosistem sukun dan pisang. serta inti pertemuan ini untuk membangun ekonomi biru Sulawesi Selatan yang mandiri, maju dan berkelanjutan” Jelasnya.

Hadir Kepala Daerah Se Sul-Sel, Kepala Perangkat Daerah Sul-Sel, Pengusaha serta Kepala BUMD Se- Sulawesi Selatan.(*)