BONEKU.COM-Saat ini kawasan Bone Utara utamanya di sepanjang DAS Walanae sedang dilanda musibah banjir yang mengakibatkan rusaknya lahan pertanian dan sebagian daerah terisolasi akibat putusnya akses jalan. Parahnya lagi banjir akibat luapan sungai walanae dapat berlangsung berbulan bulan sehingga memberikan kerugian bagi masyarakat seperti kesulitas air bersih, munculnya penyakit dll
Banjir yang terjadi akibat meluapnya sungai walanae terjadi hampir setiap tahun sehingga sebagian masyarakat yang mendiami wilayah DAS Walanae menjadikan fenomena tersebut sebagai hal yang biasa. Bahkan dengan kearifan lokal mampu menentukan jadwal tanam berdasarkan prakiraan waktu air sungai walanae meluap.
Namunpun demikian banjir tetaplah bencana yang membawa banyak kerugian sehingga perlu langkah langkah strategis untuk mengendalikan dan mengatasinya. Sebelum menentukan strategi pengendalian banjir di wilayah Bone Utara langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan mitigasi penyebab banjir tahunan di wilayah Bone Utara.
Sebagaimana kita ketahui DAS Walanae adalah sebuah sistem ekologi sungai yang tidak bisa terlepas dari sistem danau tempe dan sistem ekologi sungai sungai yang masuk ke sistem danau Tempe.
Danau tempe sendiri adalah danau purbakala terluas ke dua di sulawesi selatan. Ada lebih 20 aliran sungai yang masuk ke sistem danau tempe sayangnya keluarnya hanya di sungai palime/walanae Bone. Itulah sebabnya banjir di DAS sungai walanae di Bone utara sangat dipengaruhi luapan air kiriman dari danau tempe.
Rusaknya ekosistem dihulu sungai yang mengalir ke danau tempe dengan membawa lumpur membuat setiap tahun danau tempe mengalami sedimentasi dan pendangkalan kurang lebih 10cm, kondisi rusaknya ekologi danau tempe dan elevasi yang kurang dari 3° ke sungai palime/walanae membuat laju aliran air ke laut tidak begitu cepat. Kondisi ini diperparah dengan rusaknya DAS Walanae akibat aktifitas disepanjang DAS Walanae memperparah keadaan sehingga banjir begitu mudah terjadi di DAS Walanae.
Oleh sebab itu penanganan banjir di Bone Utara tidak mungkin hanya dilakukan di DAS Walanae tetapi harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari hulu, danau tempe dan DAS Walanae itu sendiri. Salah satu cara yang logis dilakukan adalah :
1. memperbaiki Ekologi DAS sungai2 yang masuk ke danau tempe
2. Melakukan upaya normalisasi ekosistem danau tempe
3. Memperbaiki ekosistem DAS Walanae..
Atau dengan mengurangi aliran sungai yang masuk ke danau tempe dengan cara membuat kanal yang mengalirkan air sungai ke laut tanpa masuk ke sistem danau tempe.
Selama penanganan banjir di DAS Walanae tidak dilakukan secara terintegrasi dan selama kita tidak mampu menjaga ekologi sungai sungai yang masuk ke danau tempe serta melakukan normalisasi danau tempe, maka apapun penanganan banjir di Bone Utara atau Di DAS Walanae tidak akan efektif masyarakat kita akan tetap menghadapi potensi ancaman bencana banjir akibat luapan danau tempe.(*)
Tim Redaksi