BONEKU.COM-Ngopi bareng bersama teman-teman, memunculkan berbagai cerita menarik. Salah satunya, tentang sepeda lipat atau SeLi. 
Menurut cerita seorang sahabat,  sepeda lipat kayaknya merasuki pikiran banyak orang. Entah anak-anak, remaja hingga orang tua banyak bincangkan soal SeLi. Mulai dari enaknya memakai SeLi,  harganya hingga kerennya berselfie bersama SeLi. 
Tak heran, ketika berada dijalanan,  terlihat banyak orang memakai sepeda lipat. Entah sendiri atau bareng dengan komunitas. Ini telah menjadi trend baru dan seolah menjadi pelengkap status. 
               ***
Dalam berbagai literasi, Sepeda lipat (Folding Bike) tak hanya diminati oleh para pekerja kantoran di kota-kota besar. Sepeda ini karena kepraktisan dalam pengoperasian dan juga mudah dibawa membuat kalangan militer seperti Tentara Amerika untuk menggunakan sepeda lipat sebagai “Alutsista” tambahan.
Kita pun dikejutkan sebuah berita beberap waktu yang lalu, petugas bea cukai menemukan SeLi Brompton baru di kabin pesawat. 
Direktorat Jenderal Bea Cukai menginvestigasi dugaan penyelundupan onderdil Harley Davidson dan sepeda Brompton yang diangkut pesawat Airbus A330-900neo milik PT Garuda Indonesia Tbk pada 18 November lalu. Dan harga sepeda tersebut mencapai 52 juta perunit. 
Dengan kasus ini, kita pun disuguhi berita berlipat-lipat. Muncul pula prediksi bernuansa politis yang berlipat pula. Dan bahkan ada yang tumbang karena tersenggol sepeda lipat. 
                ***
Berlanjut dari orolan warung kopi teman-teman itulah, ternyata sepeda lipat tak hanya membuat sehat saat dipakai berolah raga. Tapi bisa juga membuat kita mati gaya saat dijadikan “barang selundupan”.
Sepeda lipat juga bisa menjadi mediator bersilaturrahmi, yang bisa mengantar kita mendapatkan amal yang berlipat. Dan harus pula disadari bahwa, sepeda lipat bisa menjadi pemicu dosa berlipat-lipat saat nawaitu kita melenceng. 
Ada proses keegoaan, keakuan dalam memiliki sepeda lipat yang harganya selangit. Kita bisa terjebak dengan perasaan riya’,  ketika muncul perasaan status sosial merambat naik. Keikhkasan atau nawaitu bersih tercireng dengan perasaan tagha menyembul. Sehingga prinsif keIlahian tergeser dalam rayuan iblis. Proses Bismirabbiq tak lagi berfungsi sehingga jalur kesadaran menjadi abai. 
Lipatkanlah amalanmu saat engkau bersepeda lipat. Lipatlah keegoanmu saat menikmati sepeda lipat keliling kampung.  Lipatkanlah amalan senyumanmu walau belum bisa memberi. 
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah engkau menyenangkan seorang muslim, atau engkau mengatasi kesulitannya, atau engkau menghilangkan laparnya, atau engkau membayarkan hutangnya”.(Bahtiar Parenrengi)
Baca Juga:  Sat narkoba Polres Bone Ringkus Bandar Narkoba, 1 Bal Sabu Berhasil di Sita