BONEKU.COM-Ramadhan kali ini,  tentu suasananya lain. Suasana masjid tak seramai dibanding dengan Ramadhan sebelum sebelumnya. Juga tak terlihat para pengurus mempersiapkan masjid untuk dipakai tarwih, dibanding dengan ramadhan yang lalu. 
Kali ini, suasananya beda. Kita diperhadapkan dengan suasana yang tak nyaman. Kita berada pada suasana yang penuh himbauan. Kita dihimbau untuk tidak ngumpul. Seperti di tempat hiburan, tempat ibadah, masjid untuk melaksanakan Shalat Tarwih. 
Himbauan tersebut tentu dimaksudkan untuk memotong mata rantai penyebaran virus Covid 19, yang telah memakan banyak korban. 
Kali ini, mungkin suasana bisa membuat komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya semakin intens dan khusyu’. Himbauan ‘dirumah saja’ menjadi moment baik dalam bulan suci ini. Karena komunikasi relegi bisa teragenda lebih banyak dibanding dengan hari dan bulan sebelumnya. 
Puasa kita tentu akan lebih berkah dan mengantar kita menjadi manusia suci. Manusia yang meraih ketakwaan yang hakiki. 
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin menulis bahwa puasa menjadi sangat istimewa dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Sebab Allah SWT yang langsung memberikan balasan ganjarannya.
Seperti kata Rasulullah shallallahu’alahiwa sallam dalam sebuah hadits:
“Seluruh amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, “Kecuali puasa. Sebab pahala puasa adalah untuk-Ku.
 
Dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia (orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwat dan makannya karena-Ku.”
Hadits diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.
                ***
Berpuasalah supaya engkau sehat. Saat berpuasa, umat Islam diwajibkan menahan lapar dan haus lebih dari 10 jam. Selama 8 jam itulah, organ-organ tubuh beristirahat.
Dalam berbagai literasi dijelaskan tentang faedah puasa tersebut. Seperti Dokter PKU Muhammadiyah Muhammad Agita Hutomo menuturkan, puasa bahkan baik bagi metabolisme tubuh. Pasalnya puasa dapat mengistirahatkan lambung, menormalkan fungsi jantung, mengistirahatkan hati, merangsang hormon glukagon, menghilangkan endapan racun, menyehatkan fungsi ginjal, dan mencerdaskan otak.
Agita memaparkan, lambung memproses makanan selama empat jam dan mengosongkannya selama empat jam pula. Maka itu, dengan berpuasa, lambung kita dapat bekerja secara maksimal. Kemudian hal ini berdampak pada pemulihan organ tubuh yang lain.
Bagaimanapun faedah puasa tersebut, tetap saja sebagian orang tak menyadarinya. Bahkan ada yang tak mampu melaksanakannya, dengan berbagai alasan. 
Padaha perintah puasa sangat jelas,   Al Baqarah ayat 183. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”.
Di ayat selanjutnya, Allah SWT memberikan keringanan boleh tidak berpuasa kepada orang yang sedang sakit atau dalam perjalanan jauh untuk tujuan ibadah. Mereka bisa membayar puasa di lain hari.
                 ***
Berbagai kisah menarik saat sahabat Rasulullah berpuasa. Kisah menarik untuk diteladani,  seperti kisah Tsabit Al-Anshari kedatangan tamu jelang buka puasa. 
Dikisahkan bahwa seorang musafir mampir tanpa sedikit pun bekal yang bisa dimakan guna berbuka puasa. Tsabit terlihat bingung. Di satu sisi, ia ingat pesan-pesan Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya memuliakan tamu. Disisi lain,  sahabat Rasulullah ini, dilanda krisis ekonomi.
Selepas mempersilakan masuk orang yang bertandang ke rumahnya itu, Tsabit berbisik kepada sang istri, “Apakah ada makanan untuk petang ini?”
Sang istri turut gundah. Ia pun menjawab, “Demi Allah, wahai suamiku. Tidak ada lagi makanan yang kusimpan, terkecuali sedikit.”
Tsabit terdiam sejenak, memutar otak. Akhirnya ia sampaikan sebuah siasat kepada sang istri agar mematikan lampu saat waktu berbuka tiba.
“Aku membawa seorang tamu. Jika kami mulai makan, padamkanlah lampu dan berpura-puralah memperbaikinya. Selama perut tamu kita belum kenyang, jangan makan sedikit pun dari makanan itu,” bisik Tsabit, dibalas anggukan istrinya.
Waktu berbuka pun tiba. Tsabit mempersilahkan  tamunya menyantap hidangan yang serba pas-pasan itu. Namun, Tsabit dan istrinya cuma berkecap-kecap seolah turut bersantap, padahal ujung tangan keduanya sama sekali tak menyentuh hidangan.
Keesokan harinya, sang tamu pamit untuk melanjutkan perjalanan. Tsabit pun kembali menghadiri majelis untuk mendapatkan berkah dan pencerahan dari Nabi. Ketika keduanya berjumpa, tiba-tiba Rasulullah tersenyum dan bersabda:
“Wahai Tsabit, Allah swt. menghargai pelayananmu terhadap tamumu semalam.”
Tsabit tersentak. Rasa gembira, malu, sekaligus haru, bercampur di dadanya. (Ad Dur al Mantsur fi at Tafsir al Ma’tsur (Jilid 1), karangan Imam Jalaluddin Abdurrahman asy Syuyuti) Sobih Abdul Wahid.
Ditengah upaya kita berpuasa dibulan yang penuh kesucian ini, tetaplah mawas diri untuk terhindar dari berbagai penyakit. Terhindar penyakit hati. Terhindar dari virus Covid 19, yang kini telah membuat panik isi jagad ini. 
Tetaplah dirumah sambil memperbanyak ibadah. Kalau toh pun terpaksa keluar rumah untuk mencari rejeki, tetaplah jaga diri. Tetaplah jaga imunt. Tetaplah jaga jarak dan tetaplah dekatkan jarakmu dengan Tuhanmu. 
Semoga saja kita tetap sehat. Sehat jasmani, rohani dan sehat ekonomi. Sehat pikiran, untuk tidak berprasanka buruk. Tidak berpura-pura buka puasa padahal memang tidak puasa. Tuhan memiliki Rahman Rahim untuk kita semua. Selamat berpuasa.(Catatan Pinggir: Bahtiar Parenrengi)

Baca Juga:  Waspada Modus Penipuan Online, Kurir Jadi Target Sasaran