BONE,BONEKU.COM,– Usai viralnya sebuah video emak-emak yang mengamuk di SMKN 5 Bone lantaran diduga anaknya tinggal kelas, Perseteruan antara kepala Sekolah dan salah satu Guru Berlanjut.

Viralnya video tersebut tim redaksi Boneku.com, mencari sejumlah keterangan dari pihak sekolah terkait kejadian di video itu, hasil penelusuran dan konfirmasi dari seorang Guru bernama Ummi Rahayu membenarkan kejadian itu.

Saat dikonfirmasi Ummi menceritakan kejadian video tersebut, selain itu dia juga menceritakan sejumlah masalah yang ada di SMKN 5 (Mare) semenjak dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah Andi Budi Harsono.

Menurut Ummi Rahayu ada beberapa langkah atau prosedur untuk tidak menaikkan siswa ke tingkatan lebih tinggi, namun langkah itu tidak dilakukan oleh Kepala Sekolah, sehingga memicu adanya orang tua siswa yang diduga tidak terima atas keputusan tersebut.

Baca Juga:  Disdag Bone Temukan Selisi Harga di Mini Market

Sementara Kepala Sekolah SMKN 5 Bone Andi Budi Harsono yang dikonfirmasi terkait hal itu justru membantah tudingan dari Ummi Rahayu, Dia mengatakan justru dia melaksanakan perintah Disdik Provinsi untuk melakukan pembinaan terhadap program Anak Tidak Sekolah (ATS).

Karena menurut catatan UNICEF sekitar 150 ribuan (ATS) yang ada di Sulawesi Selatan, sehingga melalui petunjuk Disdik Provinsi Sulsel, Andi Budi Harsono memerintahkan setiap guru untuk melakukan pembinaan terhadap 2 orang anak yang putus sekolah.

Kepsek SMKN Mare juga membantah dirinya yang dianggap membuat kekacauan di Sekolah justru dia mengatakan oknum guru inilah yang sering membuat onar di Sekolah, Usai mendengarkan cuitan dari Kepala Sekolah, Ummi Rahayu kemudian juga membantah tudingan tersebut di media, dan mengatakan justru Kepsek Andi Budi Harsono lah yang selalu membuat onar di Sekolah.

Baca Juga:  Hanura Bone all out Menangkan NH-AZ...

Polemik antara Guru dan kepala Sekolah SMKN 5 ini kemudian mendapat perhatian dari seorang tokoh yang juga merupakan putra Asli Kecamatan Mare yaitu Andi Santiaji Pananrangi, Dirinya mengaku prihatin atas polemik tersebut dan seharusnya menjadi perhatian khusus oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel.

“Seharusnya ini masalah harus mendapat perhatian khusus dari Disdik Provinsi jangan dibiarkan berlarut-larut jangan sampai siswa yang menjadi korban apalagi ini masa penerimaan siswa baru,” Kata Andi Santiaji

Baca Juga:  Ada Apa di SMKN 5 Bone ? Guru dan Kepsek Saling Balas 'Pantun' di Media

Lebih jauh dia menjelaskan bahwa Kecamatan Mare ini dikenal sebagai daerah pendidikan sejak dulu, seharusnya tidak tercederai dengan masalah-masalah yang seperti demikian, selain itu dia juga pernah mendengarkan bahwa jabatan Kepala Sekolah yang ini juga karena adanya kepentingan politik.

“Jabatan Kepala Sekolah ini bukan kepentingan politik sementara itu yang terjadi sepengetahuan saya, untuk itu selaku putra asli Mare meminta Kepada Disdik Provinsi Sulsel untuk turun langsung mengevaluasi, Kalau perlu copot kepala sekolahnya dan ganti yang baru bukan karena kepentingan politik,” Tegasnya

Hingga berita ini diterbitkan, Pihak UPT Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Wilayah Bone belum berhasil dikonfirmasi. (*)