BONEKU.COM-Ditahun 90 an silam, sebuah Corona coklat sering menemaniku. Corona milik keluarga tersebut memang enak dipakai. Cukup membuat nyaman saat dipakai keliling kota. 
Walau sudah berumur,  mobil tersebut memang masih dalam kondisi untuk dipakai kemana-mana. Masih bagus untuk dipakai untuk bergaya sambil berfoto ria. Karena saat itu, belumlah ada hp untuk dipakai untuk selfie.
Dulu, saat akan mengabadikan berbagai moment, tak ada alternatif lain kecuali memakai kamera foto/ tustel.
Usai mengabadikan, kita pun harus rela menunggu habisnya sebuah rool film untuk dicuci. Memang memakai durasi waktu yang lama dan harus merogoh kocek yang tidak sedikit pula. Dan ini juga dialami oleh para jurnalis, photografer zaman itu. 
                 ***
Dalam literasi produk Toyota, disebutkan bahwa Corona adalah mobil kelas menengah yang dibuat oleh Toyota Motor Corporation dari tahun 1957 sampai 2003. 
Untuk pasar ekspor Corona juga dipasarkan dengan nama Carina, dan ini berbeda dengan Carina asli yang hanya dijual di Jepang. Dan seiring perjalanan waktu, bisnis mobil Toyota Corona mulai meredup dan digantikan Toyota Camry dan lama kelamaan menjadi senyap. 
Kini ingatan kita kembali terefres dengan corona. Bukan tentang mobil Toyota Corina,  tapi penyakit yang tiba-tiba menyerang.  
Kita kaget, ketika terjadi gelombang kematian mendadak menerpa Wuhan Cina. Nampak terlihat gambar pada layar TV, ataupun layar HP,  sejumlah penderita tumbang seketika. 
Berita kematian yang menimpa banyak orang itu terus membius kita. Menimbulkan ketakutan akut karena kabar yang sampai, virus itu belum ditemukan penawarnya. 
Tak hanya di Wuhan Cina, namun terus meluas dan mengancam kematian disejumlah warga negara di berbagai benua. Tercatat, ada 38 negara dari Amerika, Asia, Timur Tengah hingga Eropa yang warganya sudah terinfeksi virus Covid-19 ini.
Seperti yang ditulis merdeka.com hingga saat ini, tercatat ada 80.000 orang dari berbagai negara yang sudah terinfeksi virus corona dan 2.763 orang meninggal dunia. Korban meninggal akibat corona terbanyak berada di China, yakni 2.717 jiwa dan 78.159 orang yang terinfeksi virus ini, Rabu (26/2).
Pada sisi perekonomian, imbas vurus ini berdampak pada penjualan mobil Jepang turun 10,3% pada Februari 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data industri Jepang.
Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penghentian produksi dan sulitnya pengadaan suku cadang dari China karena mewabahnya coronavirus jenis baru (COVID-19).
“Penjualan mencapai 430.185 kendaraan bulan lalu,” jelas data dari Asosiasi Dealer Mobil Jepang dan asosiasi seperti dikutip dari Reuters.
“Jumlah itu lebih rendah dari penjualan 479.427 kendaraan pada periode yang sama tahun sebelumnya.”
Di Indonesia pun mengalami dampak yang tidak sedikit. Dan terbukti pada Senin (2/3/2020), Presiden Joko Widodo mendadak melakukan jumpa pers. 
Tak ada pemberitahuan dalam rangka apa wartawan dipanggil ke teras Istana. Pihak biro pers juga tak memberitau kepada para jurnalis, sekaitan rencana jumpa pers tersebut. 
Presiden Jokowi didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mendatangi tempat jumpa pers dan menjelaskan apa maksud digelarnya acara tersebut. 
Ternyata, jumpa pers terkait sejumlah upaya pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di tanah air. Salah satunya adalah menjaga 135 pintu masuk negara, baik darat, laut, maupun udara.
Jokowi lalu menjelaskan ada warga negara Jepang domisili Malaysia yang belum lama ini datang ke Indonesia. Setelah kembali ke Malaysia, WN Jepang itu dinyatakan positif Corona dan telah meninggalkan jejak virus. Dua warga kita dinyatakan terjangkit akibat telah melakukan kontak dengan warga Jepang tersebut. 
Sejumlah media langsung menggelar Breaking News. Dan  detik berikutnya pun langsung menyeruak hingga warga banyak yang panik. 
Kita juga menyaksikan berbagai upaya pemerintah untuk menangani penyebaran dan penderita yang terinfeksi corona.
Bahkan, mungkin kita yang lebih menohok dalam pemberitaan, karena ada warga yang memanfaatkan situasi mendulang rupiah. Ada warga yang menimbun masker agar harganya meroket. Ada pula yang mengumpulkan masker dari satu tempat ke tempat lainnya untuk dikirim keluar negeri. 
Kita melihat dimedia TV, polisi yang berpakaian lengkap dengan sigap melakukan penggrebekan dirumah dan digudang penimbunan. Mata kita tertuju pada masker yang akhir-akhir ini menghilang dipasaran dan harganya kian melangit. 
Nampaknya warga kita tak kehabisan akal, disaat harga masker semakin meroket. Muncullah berbagai vidio yang menarik memberi solusi, cara membuat masker. Mulai masker celana dalam, pampers hingga masker terbuat dari bh. 
Sejak merebaknya virus di Wuhan tersebut, nampaknya pemerintah setempat beupaya untuk mengatasinya. Nampak tak ada lagi kata istirahat. Tim medis terus berupaya keras untuk menyemnuhkan pasien. Bahkan seorang dokter 29 tahun dari Wuhan, yang menunda pernikahannya untuk merawat pasien serta memerangi virus corona.
Dalam sebuah unggahan Facebook oleh People’s Daily, Peng Yinhua seharusnya menikah pada 1 Februari lalu. Tetapi Peng Yunhua malah menunda tanggal pernikahannya demi misi kemanusiaan, membantu memerangi Covid-19.
Namun takdir berkata lain, saat berjuang melawan Covid-19, Peng ternyata terinfeksi virus dan dirawat di rumah sakit dan keadaannya semakin memburuk tidak lama setelah itu, dan pada 1 Februari, hari dimana dia seharusnya menikah, dia dikirim ke unit perawatan intensif (ICU). 
Beberapa hari kemudian, Peng 
meninggal dunia. Dia tutup usia di Rumah Sakit Rakyat Pertama di Distrik Jiangxia, Provinsi Hubei, Tiongkok Tengah. Cinta yang dirawat bersama kekasihnya harus hilang bersama corona. 
Yuli Yang, seorang warga Wuhan yang tinggal di Hongkong,  menulis kegundahannya (merdeka.com), Suatu malam saat musim gugur, lebih dari 2.000 tahun yang lalu, ada seorang musisi perempuan bernama Yu memainkan qin-nya (alat musik dawai Tiongkok kuno) di tepi sungai di bawah sinar rembulan. Tak lama setelahnya, seorang pria bernama Zhong berjalan di tepi sungai, lalu berhenti untuk menikmati lantunan melodi dan suara Yu.
Pasangan itu segera memulai percakapannya, dan Yu kagum betapa mendalamnya Zhong memahami musiknya. Keduanya berjanji untuk bertemu lagi di tempat yang sama, dan pada waktu yang sama setahun kemudian.
Ketika tanggal itu muncul, Yu memainkan qinnya di tepi sungai seperti yang telah dijanjikannya, tetapi Zhong tidak pernah muncul. Dia kemudian mengetahui bahwa Zhong telah mati, tetapi sebelum kematiannya Zhong meminta untuk dikuburkan di tepi sungai, sehingga dia dapat mendengarkan musik Yu.
Dalam kesedihan, Yu menghancurkan qinnya di atas platform dan berkata,”Satu-satunya yang benar-benar mengetahui melodi yang saya mainkan tidak lagi ada di dunia ini. Sekarang apa gunanya semua ini Qin?”. Sejak hari ini tempat itu dikenal sebagai “Qin Tai”, yang secara harfiah berarti “platform untuk qin”. Sampai hari ini, kata China “zhi yin” yang berartikan “orang yang tahu melodi” tetap merupakan sinonim untuk seorang teman yang benar-benar mengenal Anda.
Itulah kehendah Tuhan, yang terkadang tak sesuai dengan kehendak kita. Kita pun harus menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih kuat diluar kekuatan kita. Cinta Peng Yunhua serta Zhong dan Yu pun terbang ke alam gaib, menuju cinta keabadian.(*)
Baca Juga:  Tanggapi Demonstrasi Honorer, Rasionalitas Andi Rio Tawarkan Solusi Nyata