Catatan Pinggir: Bahtiar Parenrengi
BONEKU.COM-Pergantian tahun tinggal menghitung hari. Selalu ada kenangan yang bakal terlewatkan. Ada suka maupun duka, juga menjadi kenangan.
Dipenghujung tahun selalu ada kemeriahan. Selalu ada hiburan. Hingar bingar iklan pertunjukan terpasang dimana-mana. 
Bahkan ada panggung hiburan senilai puluhan hingga ratusan juta disudut jalan. Entah kekuatan apa, sebagian warga merogoh kocek yang tak sedikit.
Itu tahun-tahun sebelumnya. Bukan dipenghujung tahun ini, tahun 2020. Tahun dimana tatanan kehidupan berubah drastis. Tahun dimana jabat tangan dihindari. Tahun dimana kita harus jaga jarak dan harus pula jaga perasaan.
Tahun 2020 ini tak ada lagi ijin keramaian dikeluarkan. Semua menyatakan, tak ada ijin acara pergantian tahun alias acara tahun baru. Tidak ada.
                 ***
Tahun baru tak lama lagi. Tinggal menghitung hari. Pergantiannya terkadang dirayakan secara meriah hingga pelosok desa.
Entah kapan memulainya. Entah kapan pesta pergantian itu dirayakan dengan berbagai giat. Mulai giat pesta bakar ikan, pesta minum, pesta musik dan pesta lainnya.
Tentu sangat jarang ditemui pesta bernuansa agamis. Seperti pesta bernuansa KeIslaman, kayak pesta tadarrusan, zikir atau mukhasabah.
Pergantian tahun tentu diharapkan ada tekad baru untuk selalu berubah kearah yang lebih baik. Tentu ada harapan baru yang harus diwujudkan kedepannya.
Pergantian tahun juga menandakan ada sesuatu yang harus ditinggalkan. Ada perangai yang tak semestinya pun harus ditanggalkan. Ada sikap dan sifat yang harus dirubah agar kedepannya bisa lebih baik.
Dan seperti pada tingkat negara, ada perangkat negara yang harus diganti. Ada resafel kabinet yang bisa menjadi catatan yang baik diakhir tahun.
Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan perombakan kabinet atau reshuffle pada Selasa (22/12/2020) setelah ada dua menterinya yang tersandung dugaan korupsi. 
                 ***
Jelang Tahun baru menjadi momentum yang tepat mengevaluasi diri. Merefleksi. Mukhasabah diri dan sadar diri. 
Karena sepanjang tahun ini, bukan hanya di Bone. Tetapi seluruh dunia merasakan dampak penyebaran virus Covid 19. Namun demikian, kita 
Harus bangkit. Harus tetap beraktivitas dengan protokoler kesehatan yang ketat.
Kita harus bangkit. Bangkit menuju kesuksesan. Bone harus bangkit dan berprestasi.
Capaian prestasi dan penghargaan itu bukanlah titik untuk menjadi terlena. Capaian itu menjadi pendorong untuk semakin meningkatkan kinerja.
Sebab kinerja merupakan salah satu tolok ukur untuk dilakukan reshuffle atau mutasi.
Diakhir tahun ini kita dengarkan cerita mutasi pejabat di Kabupaten Bone. Terlihat banyak yang berharap akan hal itu, sesuai cerita di warung kopi. Ada pergeseran yang sangat dinantikan untuk melahirkan perubahan  kearah kebaikan.
Pergantian tahun bukanlah ajang pesta, karena yang terpenting adalah mengoreksi dan mengevaluasi kesalahan diri untuk menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.(*)
Baca Juga:  Irwandi Burhan : Tidak Ada Dualisme, Apdesi Terbentuk Karena Kinginan dan Itu Sah