BONE,BONEKU.COM,– Sebuah video mendadak viral di Media Sosial lantaran dalam video tersebut terlihat seorang emak-emak mengamuk dalam ruangan sambil melempar buku yang berada diatas meja.
Berdasarkan dari hasil penelusuran tim redaksi boneku.com, emak-emak yang mengamuk itu diketahui adalah salah seorang orang tua Siswa di SMKN 5 Kecamatan Mare Kabupaten Bone, dia mengamuk lantaran diduga anaknya tidak naik kelas.
Ummi Rahayu salah seorang guru yang berstatus PNS di sekolah itu saat dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian itu, kata dia kejadian itu terjadi Selasa, 17 Juli 2024 kemarin di Sekolah.
“Orang tua siswa ini mengamuk karana anaknya tidak naik kelas, bukan hanya anaknya tapi ada 22 anak sekolah lainnya yang juga tidak diloloskan oleh Kepala Sekolah,” Kata Ummi Rahayu yang dikonfirmasi lewat sambungan telpon. Rabu 18 Juli 2024.
Lebih jauh dia menjelaskan bahwa 23 anak yang tidak naik kelas memang sering tidak masuk sekolah dan bolos sekolah, tetapi meski demikian orang tua berharap disinilah peran para guru yang harus membimbing para siswa ini senakal apapun mereka.
“Prosedur anak tidak naik kelas itu ada beberapa termasuk sebelumnya menyurat ke orang tuanya, selain itu juga ada langkah langkah preventif lain yang harus diambil, dan ini tidak dilakukan oleh kepala Sekolah Pak Andi Budi Suharsono ini,” Tambahnya
Menurut Ibu Ummi ini memang ada beberapa permasalahan yang terjadi di Sekolah tempat dia mengajar itu bahkan dia sudah pernah menyurat ke Dinas Pendidikan yang menangani SMK terkait persoalan-persoalan yan gada di SMK Bone ini.
“kalau boleh saya jujur memang sekolah kami ini sedang tidak baik-baik saja setelah masa kepemimpinan Kepsek Andi Budi ini, termasuk gaji para guru honorer yang belum terbayarkan, padahal dana bos sudah cair,” Tambahnya
Terpisah Kepala Sekolah SMKN 5 Mare Andi Budi Suharsono yang dikonfirmasi mengatakan bahwa terkait video yang viral itu sebenarnya hanya miskomunikasi, Ibu-ibu yang mengamuk itu bukan marah karena anaknya tinggal kelas melainkan saat itu dia pergi untuk mencari tahu kenapa anaknya bisa tinggal kelas tapi saat tu ada seorang guru yang merekamnya dan itulah yang membuat dia marah-marah.
“Terkait soal 23 siswa yang dianggap tinggal kelas ini, sebenarnya tidak ada istilah tinggal kelas karena dinas pendidikan itu memiliki program menangani Anak Putus Sekolah (ATS), sehingga saya perintahkan guru-guru untuk menangani anak putus sekolah,” Kata Andi Budi Suharsono
Lebih jauh dia menjelaskan bahwa menurut catatan UNICEF ada sekitar 150 ribu (ATS) di Sulsel, sehingga Dinas Pendidikan memerintahkan setiap guru menangani anak putus sekolah 2 orang setiap guru untuk menyekolahkannya kembali.
“Tadi itu kita sudah melakukan rapat bersama dewan guru, para orang tua siswa dan juga perwakilan dinas pendidikan dan tadi kami memberikan arahan kepada para orang tua siswa ini untuk membantu kami agar mau membujuk anak anak kita ini mau sekolah kembali, dan semua orang tua tadi juga sudah sepakat,” Tambahnya
Terkait semua tuduhan yang dilontarkan oleh oknum guru itu terhadap dirinya, Andi Budi Suharsono mengatakan justru itu semua berbanding terbalik, dialah yang sering buat onar di sekolah dan terkadang ribut dengan sesama guru maupun siswa. (*)
Tim Redaksi