BONE,BONEKU.COM,– Wakil Ketua PKB Eko Wahyudi yang juga merupakan CEO Putra Noling Group terancam dinonaktifkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) karena diduga tidak taat terhadap perintah partai.

Hal itu dibenarkan oleh Ketua DPC PKB Bone Umar Pananrangi saat dikonfirmasi melalui esan WhatsAssp, pada Kamis siang, 12 September 2024.

“Iye ndi Benar, Berdasarkan mekanisme partai, Semua anggota harus tunduk pada perintah partai, Ekho Wahyudi sebagai wakil ketua  dan CEO Putra Noling Group secara administrasi hanya melanggar etika, tapi kami tetap proses untuk menonaktifkan di PKB,” Tegas Umar

Baca Juga:  KPU Bone; Pemilih Tak Punya KTP El atau Suket Dilarang Mencoblos

Diketahui pada Pilkada Bone 2024 partai besutan Muhaimin Iskandar ini berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk mengusung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bone Andi Islamuddin-Andi Irwandi Natsir.

Eko yang merupakan wakil Ketua PKB diduga tak sejalan dengan perintah Partai PKB yang mengusung Andi Islamuddin-Andi Irwandi Natsir justru mendukung Paslon lain yakni Andi Rio Idris Padjalangi-Amir Mahmud (Sipakario’Mi).

Baca Juga:  Pemkab Bone Usulkan 100 Kuota CPNS dan P3K 2024

Hal itu terlihat dari sebuah Pamflet yang beredar di grup-grup WhatsAap dimana pamflet tersebut terlihat foto Eko Wahyudi dengan Mohon Doa dan Dukungan kemudian disamping tulisan tersebut terlihat foto Pasangan Sipakario’Mi dengan tulisan Mohon Doa dan Dukungan. Dari pamflet tersebut Eko diduga meminta dukungan dari masyarakat untuk pasangan Andi Rio-Amir Mahmud.

Baca Juga:  Amir Mahmud Beri Tips Agar Pendukung Tak Baper Berpolitik

Sementara Eko Wahyudi yang dikonfirmasi mengatakan bahwa karena beredarnya isu dirinya dianggap mencederai partai maka dia langsung mengajukan surat pengunduran dirinya ke DPC PKB.

“Iya saya sudah menyampaikan pengunduran diri saya ke Pak ketua, tadi saya sampaikan bahwa dengan mundurnya saya sebagai kader bukan berarti saya tidak menyukai PKB justru saya mencintai PKB dan jujur banyak pengetahuan yang saya dapatkan disana,” Kata Eko Wahyudi (*)